News & Research

Reader

Dolar Sentuh Level Tertinggi 5 Bulan Versus Euro; Yen Catat Posisi Terlemah Sejak 1990
Wednesday, April 17, 2024       05:03 WIB

Ipotnews - Dolar mencapai level tertinggi dalam lima bulan terhadap euro, Selasa, setelah Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral AS mungkin perlu mempertahankan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama karena inflasi tetap stabil.
Greenback juga mencapai level tertinggi terhadap yen sejak 1990, dan trader waspada terhadap kemungkinan intervensi oleh otoritas Jepang, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (16/4) atau Rabu (17/4) pagi WIB.
Greenback didukung oleh data pertumbuhan yang lebih kuat dari perkiraan, termasuk laporan penjualan ritel untuk periode Maret yang dirilis Senin. Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dipandang memperkecil kemungkinan the Fed untuk mulai menurunkan suku bunganya dalam beberapa bulan mendatang.
"Kenyataannya adalah perekonomian kita sedang bereskpansi," kata Juan Perez, Direktur Monex USA di Washington. "Pada kuartal keempat, idenya adalah kita akan melihat perlambatan di Amerika Serikat, namun bukti memperlihatkan sebaliknya."
Powell pada Selasa mencatat "minimnya kemajuan lebih lanjut" tahun ini menuju target inflasi 2%.
"Data baru-baru ini jelas tidak memberi kita kepercayaan diri yang lebih besar dan malah menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk mencapai kepercayaan tersebut," kata Powell dalam sebuah forum di Washington, dalam apa yang mungkin merupakan penampilan publik terakhirnya sebelum pertemuan kebijakan 30 April-1 Mei.
Trader memundurkan ekspektasi mengenai kapan bank sentral AS kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunga setelah tekanan harga konsumen untuk periode Maret, Rabu, berada di atas ekspektasi ekonom.
Kini, trader memperkirakan kurang dari dua kali pemotongan sebesar 25 basis poin tahun ini, setelah sebelumnya memperkirakan tiga kali pemotongan. Pemangkasan pertama diperkirakan pada September, setelah sebelumnya diprediksi secepatnya Juni.
Meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran juga menambah dorongan safe-haven terhadap mata uang AS tersebut.
"Kita sangat terisolasi dari banyak masalah FX di luar negeri, dan sekarang pada akhir pekan ini kita akhirnya melihat eskalasi yang besar. Hal ini menjadikan dolar sebagai safe haven, berbeda dari lainnya," kata Perez.
Kabinet perang Israel dijadwalkan bertemu untuk kali ketiga dalam tiga hari, Selasa, untuk memutuskan tanggapan terhadap serangan langsung Iran yang pertama kali, di tengah tekanan internasional untuk menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah. Namun pertemuan itu ditunda hingga Rabu, kata sumber pemerintah Israel. Sumber itu tidak menjelaskan lebih lanjut.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, terakhir naik 0,04% menjadi 106,24, setelah sebelumnya mencapai 106,51, level tertinggi sejak 1 November.
Euro naik 0,08% menjadi USD1,0631 setelah jatuh serendahnya ke posisi USD1,06013 menyusul komentar Powell, merupakan yang terlemah sejak 2 November.
Dolar menguat 0,23% menjadi 154,62 yen dan sebelumnya mencapai level tertinggi 34 tahun di 154,79.
Trader fokus pada apakah otoritas moneter Jepang akan mengambil tindakan untuk menopang mata uang yang memburuk dengan cepat. Pejabat Jepang meningkatkan peringatan tentang kemungkinan intervensi, meskipun analis juga mencatat akan sulit dan mahal untuk melawan tren bullish dolar yang kuat.
Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki, Selasa, mengatakan dia mengamati dengan cermat pergerakan mata uang dan akan mengambil "respons menyeluruh sesuai kebutuhan."
"Intervensi saat ini hanya dapat berhasil untuk memperlambat atau mengelola laju depresiasi, namun tidak dapat mengubah suatu tren. Dan hal ini sebenarnya sangat memakan biaya," kata Kenneth Broux, Kepala Riset Societe Generale.
"Tantangan besar bagi sejumlah mata uang Asia adalah selama imbal hasil US Treasury terus bergerak lebih tinggi, Anda tidak akan mendapatkan banyak kesuksesan karena Anda berjuang melawan selisih mbal hasil yang lebih luas."
Dolar sempat mencatat penurunan tajam terhadap yen, Selasa, jatuh dari sekitar 154,76 menjadi 153,90 dalam beberapa menit, yang menimbulkan kekhawatiran seputar intervensi.
Yujiro Goto, analis Nomura, mengatakan pejabat Jepang kemungkinan besar tidak berada di balik langkah tersebut, menambahkan bahwa insiden itu mencerminkan kegelisahan pasar terhadap tindakan mereka.
"Hal ini kemungkinan mencerminkan pasar menjadi lebih sensitif terhadap penurunan tiba-tiba USD/JPY, karena pasangan ini mendekati level 155," kata Goto. "Langkah itu sendiri dapat memperlambat laju kenaikan USD/JPY, karena pasar menjadi lebih sadar dan sensitif terhadap potensi intervensi."
Dolar Australia melorot ke USD0,63895, level terlemah sejak 14 November. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM